Sungguh aku berwasiat kepada saudara-saudaraku salafiyyin -dimanapun ia berada- untuk bertakwa kepada Allah Ta’âlâ di dalam pena-pena dan tulisan-tulisan mereka, di dalam melakukan bantahan, menerangkan kesalahan dan mengomentari mereka…
Aku tidak mengatakan pada mereka -saudara-saudaraku salafiyin-:
Jangan kalian tulis!!
Jangan kalian bantah!!
Jangan kalian komentari!!
Tidak!!! Bahkan tulislah, akan tetapi dengan ilmu…
Bantahlah….akan tetapi dengan santun…
Berikanlah komentar…akan tetapi dengan lembut…
Dan sungguh (sebagian saudara-saudaraku) yang bersemangat -atau memiliki kecemburuan- terhadapku bergegas mengatakan:
“Akan tetapi (wahai syaikh!,) mereka yang menyelisihimu itu(!) telah mencerca, berbohong, berbuat kedustaan, mencela dan menuduh!
Maka aku katakan -sebagai jawaban-:
Janganlah kalian melakukan seperti apa yang mereka lakukan.
Jjanganlah kalian berjalan di belakang mereka (mengikuti cara mereka, ed.),
Janganlah kalian terbakar emosi dengan perbuatan-perbuatan mereka!!!
Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana lagi Maha Mdil -Mahasuci Ia-,
Doakanlah mereka dengan hidayah dan kebaikan…
Ikhlaskan niat karena Rabb kalian ketika dalam membantah mereka….
Berbuat jujurlah bersama diri kalian…
Jangan jadikan tujuan kalian -baik besar maupun kecil!- hanya sebagai pembelaan -semata- terhadap Fulan atau ‘Allan!! (Meskipun perbuatan tersebut -jika sesuai dengan kadarnya- adalah sesuatu yang disyariatkan tidak dilarang)
Jadikanlah tujuan kalian untuk menolong agama dan manhaj kalian (dari hal-hal) yang ditimpa ghuluw, maupun keangkuhan… yang ditimpa tamyî‘ (sikap lembek),hal yang merusak,ataupun keburukan!!
Janganlah kalian kelewat batas di dalam memuji, dan jangan pula berlebihan dalam mencela…
Akan tetapi bersamaan dengan itu saya katakan –dalam mengakui kenyataan yang tidak dipungkiri- :
Sesungguhnya serangan (yang menghancurkan) itu -yang tidak mengenal belas kasih- , penjatuhan (kredibiltas) yang sangat keras ini, dan bantahan yang kejam -yang diarahkan pada kami- akan menghantarkan –dan ini adalah suatu keharusan- kepada balasan perbuatan yang sebaliknya! Yaitu dengan sedikit sikap keras.
Aaku tidak mengatakan : sama seperti sikap keras mereka!! bahkan –hampir- tidak sampai sepersepuluhnya atau kurang dari itu!
Dan ini -atas keadaannya sebagai orang yang menyelisihi- lebih sesuai dengan perkara yang tertanam dalam tabiat jiwa, sebagaimana Rabb kita -mahasuci Ia- berfirman:
وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيل
“Dan sungguh orang-orang yang membela diri setelah dizhalimi tidak ada satu dosapun terhadap mereka.” (QS asy-Syûrâ: 41)
Hanya saja setiap dari kita hendaknya mencurahkan kesungguhan yang pada dirinya sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya, untuk melawan hal yang mendorongnya untuk membalas, atau mengembalikan permusuhan-, sebagaimana firman Allah Ta’âlâ :
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-benar akan Kami tunjukkan pada mereka jalan-jalan kami, dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS al-Ankabût : 69)
[Dialihbahasakan oleh al-Akh Fachri
Dari Muqoddimah Manhaj Salaf hal 35-37 cet-2
karya Syaikh ‘Alî Hasan al-Halabî,
dengan sedikit pembenahan oleh Abu Salma]
http://abusalma.wordpress.com/
👽
2 bulan yang lalu
0 terbaik