Jumat, 13 Desember 2013
a.       Pengertian
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu bagian kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi penekanan atau penegasan agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami. Penekanan terhadap inti yang ingin diutarakan dalam kalimat biasanya ditandai dengan nada suara, seperti memperlambat ucapan, meninggikan suara, pada bagian kalimat yang dipentingkan.
b.      Cara penekanan kata :
1.      Mengubah posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di awal kalimat.
Contoh :
a. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain. (kalimat efektif)
b. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (kalimat tidak efektif)
2.      Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh:
a.   Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku? (kalimat efektif)
Dapatkah mereka mengerti akan maksud perkataanku? (kalimat tidak efektif)
b.   Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
      Dialah yang seharusnya bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
3.      Menggunakan repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
4.      Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
a.       Anak itu tidak malas, tetapi rajin. (kalimat efektif)
Anak itu tidak bermalasan, tetapi dia rajin. (kalimat tidak efektif)
b.      Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh. (kalimat efektif)
Dia tidak ingin perbaikan yg bersifat parsial sebgaian tetapi total keseluruhan. (kalimat tidak efektif)
5.      Penekanan kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
-          Fadil membaca komik Conan di kamar.
-          Fadil membaca komik Conan di kamar.
-          Fadil membaca komik Conan di kamar.
-          Fadil membaca komik Conan di kamar.
Penjelasan :
Apabila tekanan diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu berarti ‘yang membaca komik Conan di kamar adalah Fadil, bukan orang lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca, bukan pekerjaan lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata komik Conan maka kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar adalah komik Conan, bukan buku atau komik lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata di kamar maka kalimat itu berarti
tempat Fadil membaca komik Conan adalah di kamar, bukan di tempat lain’.
6.      Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim digunakan untuk memberikan penekanan adalah kata memang, apalagi, bahkan, dan lebih-lebih lagi.
Contoh :
a.   Mencari pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu bayangkan apalagi kalau kamu tidak punya koneksi.
b.   Kikirnya bukan main, bahkan untuk makan sendiri dia enggan mengeluarkan uang.
c.   Memang dialah yang belum tahu.
7.      Menggunakan kontras makna. Penekanan dengan kontras makna dilakukan terhadap kalimat majemuk setara. Makna klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih tegas karena dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada klausa kedua.
Contoh :
a.       Eva berurai air mata pada saat orang bergembira ria.
b.      Dia dengan mudah mendapat uang seratus ribu rupiah sehari, kita mencari seratus rupiah saja sulit.
c.       Rata-rata penduduk di negeri ini kaya raya padahal tanah mereka tandus dan gersang.
8.      Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat pasif dibentuk dengan maksud untuk lebih menegaskan peranan objek penderita.
Contoh :
a.       Ali dan Hasan dimarahi dosen. (Kalimat asalnya ‘Dosen memarahi Ali dan Hasan)
b.      Pohon tua itu ditebang kakek kemarin. (Kalimat asalnya ‘Kakek menebang pohon tua itu kemarin)
c.       Buku itu sudah saya baca. (Kalimat asalnya ‘Saya sudah membaca buku itu’)

d.      Bangunan tua itu harus kami bongkar. (Kalimat asalnya ‘Kami harus membongkar bangunan tua itu’)

Fauziah Husnaa

Masih perlu banyak belajar. Belajar apa saja. Hampir selesai KKN-PPL dan sedang akan mengajukan judul skripsi. Sangat suka dengan desain dan kartun... Masih aktif sebagai mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta.

0 terbaik

Thanks For Reading and visiting....
Please Leave Your Comment ^____^