a. Pengertian
Penekanan dalam kalimat adalah upaya pemberian
aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu bagian
kalimat, agar bagian yang diberi penekanan itu lebih mendapat perhatian dari
pendengar atau pembaca. Bagian kalimat yang penting perlu diberi penekanan atau
penegasan agar maksud kalimat secara keseluruhan dapat dipahami. Penekanan
terhadap inti yang ingin diutarakan dalam kalimat biasanya ditandai dengan nada
suara, seperti memperlambat ucapan, meninggikan suara, pada bagian kalimat yang
dipentingkan.
b. Cara
penekanan kata :
1. Mengubah
posisi kata dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
awal kalimat.
Contoh :
a.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain. (kalimat efektif)
b.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (kalimat tidak efektif)
2. Menggunakan
partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan
–kah
Contoh:
a. Dapatkah mereka
mengerti maksud perkataanku?
(kalimat efektif)
Dapatkah mereka mengerti
akan maksud perkataanku? (kalimat tidak efektif)
b. Dialah yang
harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
Dialah yang seharusnya bertanggung jawab dalam menyelesaikan
tugas ini.
3. Menggunakan
repetisi, yakni mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh
:
Dalam
membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara
orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
4. Menggunakan
pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud
dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh
:
a.
Anak
itu tidak malas, tetapi rajin. (kalimat efektif)
Anak
itu tidak bermalasan, tetapi dia rajin. (kalimat tidak efektif)
b.
Ia
tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh. (kalimat efektif)
Dia
tidak ingin perbaikan yg bersifat parsial sebgaian tetapi total keseluruhan.
(kalimat tidak efektif)
5. Penekanan
kata dengan intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras
kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh
:
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
- Fadil membaca komik Conan di kamar.
Penjelasan
:
Apabila tekanan
diberikan pada kata Fadil maka kalimat itu berarti ‘yang membaca komik Conan di
kamar adalah Fadil, bukan orang lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata
membaca maka kalimat itu berarti ‘yang dilakukan Fadil di kamar adalah membaca,
bukan pekerjaan lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata komik Conan maka
kalimat itu berarti ‘buku yang dibaca Fadil di kamar adalah komik Conan, bukan
buku atau komik lain’. Apabila tekanan diberikan pada kata di kamar maka
kalimat itu berarti
tempat Fadil membaca komik
Conan adalah di kamar, bukan di tempat lain’.
6. Menggunakan
kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim digunakan untuk memberikan
penekanan adalah kata memang, apalagi,
bahkan, dan lebih-lebih lagi.
Contoh
:
a. Mencari
pekerjaan di Jakarta tidak semudah yang kamu bayangkan apalagi kalau
kamu tidak punya koneksi.
b. Kikirnya
bukan main, bahkan untuk makan sendiri dia enggan mengeluarkan uang.
c. Memang
dialah yang belum tahu.
7. Menggunakan
kontras makna. Penekanan dengan kontras makna dilakukan terhadap kalimat
majemuk setara. Makna klausa pertama dari kalimat tersebut menjadi terasa lebih
tegas karena dikontraskan atau dipertentangkan dengan makna pada klausa kedua.
Contoh
:
a. Eva
berurai air mata pada saat orang bergembira ria.
b. Dia
dengan mudah mendapat uang seratus ribu rupiah sehari, kita mencari seratus
rupiah saja sulit.
c. Rata-rata
penduduk di negeri ini kaya raya padahal tanah mereka tandus dan
gersang.
8. Menggunakan
bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat pasif dibentuk dengan maksud untuk
lebih menegaskan peranan objek penderita.
Contoh
:
a. Ali
dan Hasan dimarahi dosen. (Kalimat asalnya ‘Dosen memarahi Ali dan Hasan)
b. Pohon
tua itu ditebang kakek kemarin. (Kalimat asalnya ‘Kakek menebang pohon tua itu
kemarin)
c. Buku
itu sudah saya baca. (Kalimat asalnya ‘Saya sudah membaca buku itu’)
d. Bangunan
tua itu harus kami bongkar. (Kalimat asalnya ‘Kami harus membongkar bangunan
tua itu’)