Bismillah..
Assalamualaykum..
Seorang pemuda belari di tengah hujan menuju sebuah warung Ayam bakar,kesukaan ibunya di rumah. Pemuda itu hanya tinggal berdua dengan ibunya,ayahnya telah lama meninggal karna kecelakaan.
” Mau makan di sini mas atau mau di bungkus? ” pemilik warung itu bertanya pada pemuda itu.
” Di bungkus aja bang,mau buat ibu saya ” dengan tersenyum pemuda itu menjawab.
Penjual itu mengangguk mengerti,dengan cekatan membuatkan dan membungkus pesanan pemuda tadi.
” Ndak nunggu reda dulu mas,hujannya lumayan deres tuh mas ” pemilik warung itu mencoba mencegah langkah pemuda tadi.
” Ndak usah bang,ibu saya mungkin udah nungguin saya,permisi bang “
Pemuda itu menerobos hujan,membawa langkahnya menuju rumah. Sudah terbayang betapa gembiranya ibu kalo melihat apa yang di bawanya. Upah pertamanya kerja di di sebuah bengkel,meskipun sedikit cukup untuk membahagiakan ibunya.
Apa yang anda pikirkan?? Kasihankah melihat pemuda itu?? Coba bayangkan,kalo anda jadi pemuda itu. Di hatinya ada cinta dah kasih terhadap ibu nya,tak ada yang mampu menghalangi dia untuk segera berjumpa dan melihat senyum ibunya. Itulah kebahagian yang ingin di rasakannya,hanya sebuah senyuman ibunya yang mampu membuatnya menerobos hujan,tak peduli pada badan yang menggigil.
Brader n sista..Kita emank terlampau sulit membuktikan apa bakti kita pada ibu,karna semua bakti kita tercurah pun tak akan pernah sanggup membalas semua kasih bunda. Semenjak kita di kandung bunda,selama 9 bulan pula ibu merasakan lelah. Membawa serta diri kita kemanapun beliau pergi,bahkan dengan berat kita di rahimnya,beliau senantiasa menjaga suaminya yaitu bapak kita.
Saat kita lahirpun,tak sedikitpun beliau meninggalkan kita. Beliau bangun pagi sekali untuk menyiapkan keperluan bapak kita atau kakak-kakak kita,kalo kita bangun tidur,ibu langsung menyusui kita sambil bicara hal-hal kecil pada kita meskipun kita ketika itu tak paham,tapi itu lah kasih sayangnya. Sambil kita terlelap kembali,tapi ibu tak ikut terlelap. Ibu mulai mencuci popok dan baju kita. Tampak begitu lelahnya ibu kita,tapi semua itu sirna ketika beliau membyangkan kita akan memenuhi semua impiannya kelak.
Itu semua belum usai,ketika kita menginjak dewasa. Ibu yang memasangkan baju kita,mengancingkan baju kita,mengantarkan kita saat kita menangis tidak mau mengikuti sekolah untuk pertama kalinya. Ibu lah yang melindungi kita,memberi kita semangat agar kita tak menyerah.
Ketika kita menginjak remaja,kebodohan kita mulai tampak. Hanya karna pacar kita atau temen-temen gaul kita,kita mulai berani membantah,berbohong,bahkan membentak dan marah pada ibu kita. Tak pernah kita pikirkan bagaimana perasaan ibu ketika itu.
Ibu..oh..ibu. Maafkan kami..kami tak pernah mampu membalas semua jasamu meski dengan bakti kami atau dengan gunung emas sekalipun. Sungguh,kami takut akan murkamu,karna murkamu membuat AllOh murka kepada kami. Dan kami pun tak mau,apa yang kami perbuat padamu,ibu,akan menuai balasan yang sama pada kami. Sessuai apa yang di katakan Roslullah,” Kama tadiinu tudaanu..sebagaimana kamu memperlakukan,maka begitu pula kamu akan di perlakukan “
Masyaallah..siapa yang menanam pasti akan memanen,siapa yang menebar pasti akan menuai. Kami tak ingin menuai amal buruk kami,karna semua yang kami lakukan adalah hasil yang akan kami tuai kelak di dunia maupun di akhirat.
Peringatkanlah kami..ibu..biarkan kami sadar,agar kesalahan tak jadi kebiasaan,agar setiap dosa tak jadi membesar,agar kami tak menganggap dosa itu wajar sampai kami mencari alasan sebgai pembenar.
Sungguh ibu..kami takut,balasan itu akan cepat datang sebelum kami mampu bersimpuh di kakimu.
” Tiada dosa yang layak di percepat siksanya oleh AllOh Yang Maha Tinggi di dunia dengan apa yang di simpannya di akhirat daripada memutus sanak saudaranya dan menganiayanya” ( Hr. Abu Dawaud)
Sangat mudah bagi AllOh untuk menunjukkan betapa dasyatnya murkanNya melaluimu..ibu.. dan betapa mudahnya AllOh memberikan cintaNya melalui belaian dan rindumu.
Bahkan ada sebuah sindiran di hati kami,” Segala yang tua-tua,yang kuno,mendapatkan perhatian dan perawatan khusus kecuali orang tua”. Tidak ibu..kita akan memperhatikan ibu,tak akan kami menyia-nyiakan engkau lagi. Kai tidak akan mengikuti orang-orang yang beranggapan orang tua itu merepotkan dan harus di titipkan di panti jompo,jauh dari keluarga. Kami tidak mau itu berlangsung pada diri kami..ibu..kami tak mau anak-anak kami kelak mencontoh kami,dan memasukkan kami ke panti jompo dan jauh dari keluarga. Batimu pasti menangis bila engkau diperlakukan seperti itu.
Oh ibu..maafkan kami..kami tak ingin durhaka kepadamu sebagaiman yang di sabdakan Rosulullah
” Sesungguhnya aroma surga tercium dari jarak perjalanan seribu tahun,dan demi AllOh tidak akan mendapatinya barangsiapa yang durhaka dan memutuskan silaturahim” ( Hr. Thabrani )
Kami berjanji padamu ibu..bunda..ummi..mamah..kami akan menggunakan sisa umur kami untuk tetap berbakti padamu. Agar kami tak menyesal,karna penyesalan tak akan menyembuhkan rasa sakitmu bila kami berbuat buruk padamu.Karna sesungguhnya wujud ketaatan kami pada AllOh dan RosulNya adalah melalui engkau.
Hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepada Mu lah kami memohon pertolongan..Jagalah kedua orang tua kami sebagaimana mereka senantiasa menjaga kami.sayangi lah mereka sebagaiman ketulusan mereka menyayangi kami,cintai lah mereka sebagai mana tetes keringat yang di kucurkan mereka untuk cinta mereka..aamiin.
Brader n sista..apalagi yang kau tunggu..Datangilah ibumu..Peluklah ibumu..!!!
Kami Mencintai Ibu di seluruh Dunia.
Wallahu’alam bi Showwab.
ummuraisyah.wordpress.com
Fauziah Husnaa
Masih perlu banyak belajar. Belajar apa saja. Hampir selesai KKN-PPL dan sedang akan mengajukan judul skripsi. Sangat suka dengan desain dan kartun... Masih aktif sebagai mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta.
0 terbaik