Selasa, 30 April 2013
SOSOK DI BALIK KESUKSESAN SEORANG BJ HABIBIE


Judul Film       : Habibie & Ainun
Sutradara         : Faozan Rizal
Produser          : Dhamoo Punjabi
  Manoj Punjabi
Penulis             : Ginatri S. Noer
  Ifan Adriansyah Ismail
Pemeran          : Reza Rahardian
  Bunga Citra Lestari
Musik              : Andi Rianto
Studio             : MD Pictures
Distribusi         : MD Pictures
Tanggal rilis     : 20 Desember 2012
Lokasi             : Jakarta
Durasi              : 118 menit
Negara            : Indonesia
Bahasa             : Bahasa Indonesia
  Bahasa Jerman

[RESENSI DESKRIPTIF EVALUATIF]
            Jika Shakespeare fenomenal karena karya percintaannya, Romeo dan Juliet, maka sutradara Faozan Rizal mencoba mengisahkan perjalanan cinta dahsyat yang sama ke dalam sebuah film yang berdurasi 118 menit yaitu perjalanan cinta dari salah satu Presiden RI yang cinta tanah air, Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie, dengan almarhumah istrinya, Ibu Ainun, yang tertulis dalam novel karya beliau, Habibie dan Ainun.
            Sang sutradara, Faozan Rizal, merupakan  salah satu pembuat film Indonesia yang mencintai media film. Sutradara kelahiran tahun 1973 yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah, ini juga bekerja sebagai aktor, penata sinematografi dan mengajar di Fakultas Fotografi, Televisi dan Film Institut Kesenian Jakarta. Karya-karya Faozan Rizal telah ditampilkan dalam berbagai festival internasional seperti Singapore International Film Festival, eKsperim[E]nto Film & Video Festival 2004 Filipina, Cinemanila International Film Festival dan Emirates Film Competition.
            Setting awal dimulai ketika Habibie dan Ainun masih remaja, mereka memang bersekolah ditempat yang sama. Habibie yang akhirnya melanjutkan kuliah di Jerman terpaksa harus pulang ke Indonesia karena penyakit Tubercolosis yang dideritanya. Tapi dari situlah cerita cinta Habibie&Ainun berlanjut. Habibie akhirnya dipertemukan kembali dengan Ainun lewat kue yang harus diantarkannya ke rumah Ainun. Walaupun banyak anak pejabat tinggi yang menyukai Ainun, tapi Ainun lebih memilih Habibie dan hidup bersama dengannya.
Setelah menikah, mereka pergi ke Jerman. Disana Habibie menyelesaikan studi S3-nya dan berharap bisa kembali ke Indonesia untuk bisa membuat sebuah pesawat anak bangsa seperti janji yang pernah diucapkan olehnya ketika sakit.
Sampai akhirnya, Habibie memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Ia di beri kesempatan untuk membuat pesawat terbang dinegerinya sendiri. Setelah menjadi wakil dirut IPTN, kemudian ia diangkat menjadi menteri, kemudian menjadi wakil presiden dan akhirnya menjadi presiden menggantikan Soeharto yang lengser dari jabatannya.
Setiap kesuksesan pasti ada pengorbanan. Kesuksesan Habibie yang ingin mengabdikan diri pada negara, berdampak pada keluarganya. Ia tak lagi sempat menghabiskan waktu dengan keluarganya, bahkan untuk dirinya sendiri pun tidak. Tidur pun hanya 1 jam setiap harinya.
Ketika Habibie tak mencalonkan diri sebagai presiden di pemilu berikutnya, ia pun kembali ke Jerman bersama dengan Ainun. Disana mereka hidup lebih tenang dan damai. Tapi ketenangan dan kedamaian itu tak bertahan lama. Ainun yang divonis menderita kanker ovarium stadium 4, memaksanya harus dirawat di rumah sakit dan menjalankan operasi berkali-kali. Selama sakit, Habibie dengan setia merawat Ainun dan menjaganya sampai Ainun menutup mata untuk selama-lamanya.
Kisah perjalanan cinta Habibie dan Ainun ini mampu menarik perhatian jutaan masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Ketika film ini dirilis pertama kalinya, menjadi trendsetter di kalangan masyarakat. Pada hari ketiga sejak penayangan perdana film ini, film ini ditayangkan pada 241 layar film di Indonesia. Film yang mengisahkan perjalanan hidup Bapak BJ Habibie ini sarat akan nilai-nilai kehidupan, baik nasionalisme, ketulusan, sejarah toko besar bangsa Indonesia, pemikiran seorang ilmuwan, motivasi hidup yang membara, maupun nilai sosial. Faozan berhasil membawakan kisah ini dengan baik. Ia mampu menampilkan isi dari cerita yang ditulis langsung oleh Bapak BJ Habibie ke dalam film. Aktor yang dipilihnya yaitu Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari sangat cocok memerankan karakter Habibie dan Ainun.
Ketika proses pembuatan film ini, Bapak BJ Habibie sendiri juga memberikan saran kepada sang sutradara. Pak Habibie melarang untuk menampilkan adegan ciuman dalam film itu karena beliau menginginkan film ini bisa menjadi contoh film yang berkarakter bangsa. Film ini sangat cocok untuk ditontonkan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. [FAUZIAH HUSNAA]


Fauziah Husnaa

Masih perlu banyak belajar. Belajar apa saja. Hampir selesai KKN-PPL dan sedang akan mengajukan judul skripsi. Sangat suka dengan desain dan kartun... Masih aktif sebagai mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta.

0 terbaik

Thanks For Reading and visiting....
Please Leave Your Comment ^____^