TIME
17.30
Penantian yang Usai
Sudah cukup.
Menangis menantimu membebaskanku.
Berharap ada cinta yang tumbuh dari tanah tandus itu.
Memegang dada dan mengelusnya agar sabar dengan semua kekecewaan.
Terkadang sesak merindukanmu.
Terkadang berharap teriakanku akan mendapatkan simpatimu.
Terkadang hanya ingin mendekapmu erat dan tidak melepaskan lagi.
Sayang semua harapan tidak menjadi kenyataan.
Sudah cukup.
Sudah muak.
Sudah tak mau menaruh harapan.
Hanya ingin sendiri dan menikmati kedamaian dengan diri sendiri.
Tidak ada kekecewaan, tidak ada kemarahan, tidak ada harapan.
Hanya ada diri sendiri dengan semua pemikiran gila yang mengganggu ini.
Setidaknya tanpa dirimu aku bebas dari rasa sakit akan penantian yang tak kunjung memberi jawaban bahagia.
Semoga bahagia bisa kutemui. Meski tidak ada kamu lagi di sana...
Menangis menantimu membebaskanku.
Berharap ada cinta yang tumbuh dari tanah tandus itu.
Memegang dada dan mengelusnya agar sabar dengan semua kekecewaan.
Terkadang sesak merindukanmu.
Terkadang berharap teriakanku akan mendapatkan simpatimu.
Terkadang hanya ingin mendekapmu erat dan tidak melepaskan lagi.
Sayang semua harapan tidak menjadi kenyataan.
Sudah cukup.
Sudah muak.
Sudah tak mau menaruh harapan.
Hanya ingin sendiri dan menikmati kedamaian dengan diri sendiri.
Tidak ada kekecewaan, tidak ada kemarahan, tidak ada harapan.
Hanya ada diri sendiri dengan semua pemikiran gila yang mengganggu ini.
Setidaknya tanpa dirimu aku bebas dari rasa sakit akan penantian yang tak kunjung memberi jawaban bahagia.
Semoga bahagia bisa kutemui. Meski tidak ada kamu lagi di sana...
SK~~