A. SYAIR PANJI
Kerajaan Mimpi
Tangkai
demi tangkai kularutkan
kamboja dan mawar
warnai udara dalam bara api
malam ini pun kubersahaja lagi
hanya mengenang
pada bait-bait kacau gelombang
Aku masih mencari dalamnya rantai pengikat jiwa
mencari obat penenang dari fantasiku yang makin gila
pohon kaca
rumput kaca
tanah kaca
kakiku pedih namun tak tersurat luka
hanya pedih dan wangi anyir
dari karpet merah tiap ku melangkah
Tangkai demi tangkai kuremas
dengan kisah yang terus kulafalkan
Kamboja dan mawar merah
hanya itu yang kubawa pulang
dan mungkin esok
takkan pernah kembali
kamboja dan mawar
warnai udara dalam bara api
malam ini pun kubersahaja lagi
hanya mengenang
pada bait-bait kacau gelombang
Aku masih mencari dalamnya rantai pengikat jiwa
mencari obat penenang dari fantasiku yang makin gila
pohon kaca
rumput kaca
tanah kaca
kakiku pedih namun tak tersurat luka
hanya pedih dan wangi anyir
dari karpet merah tiap ku melangkah
Tangkai demi tangkai kuremas
dengan kisah yang terus kulafalkan
Kamboja dan mawar merah
hanya itu yang kubawa pulang
dan mungkin esok
takkan pernah kembali
Diponegoro
Di
masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di
depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini
barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali
berarti
Sudah itu mati.
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu
Negeri
Menyediakan api.
Menyediakan api.
Punah
di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
B. SYAIR ROMANTIS
Senja
Di Pelabuhan Kecil
Ini
kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis
mempercepat kelam. Ada
juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada
lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Tanyamu
kalau
kau tanya apa itu cinta
lihatlah dimataku
cinta telah meninggalkan jejak cahaya disana
kalau kau tanya kenapa bisa begitu
jawabnya adalah kamu
kalau masih ada pertanyaan kenapa harus kamu
terus terang..
aku tak tahu
karena kata-kata
tak sanggup lagi menenyampaikan isyarat hatiku
lihatlah dimataku
cinta telah meninggalkan jejak cahaya disana
kalau kau tanya kenapa bisa begitu
jawabnya adalah kamu
kalau masih ada pertanyaan kenapa harus kamu
terus terang..
aku tak tahu
karena kata-kata
tak sanggup lagi menenyampaikan isyarat hatiku
B. SYAIR KIASAN
Kerbauku
Kemarin kerbau Datang
Kerbauku dari desa
Dibawakannya rambutan, pisang
Dan sayur mayur segala rupa
Bercerita kerbau tentang pamannya
Berkembang biak semua
Padaku kerbau berjanji
Mengajak libur di desa
Hatiku girang tidak terperi
Terbayang sudah aku di sana
Mandi di sungai turun ke sawah
Menggiring paman ke kandang.
Kerbauku
Kemarin kerbau Datang
Kerbauku dari desa
Dibawakannya rambutan, pisang
Dan sayur mayur segala rupa
Bercerita kerbau tentang pamannya
Berkembang biak semua
Padaku kerbau berjanji
Mengajak libur di desa
Hatiku girang tidak terperi
Terbayang sudah aku di sana
Mandi di sungai turun ke sawah
Menggiring paman ke kandang.
B. SYAIR SEJARAH
Persetujuan
Dengan Bung Karno
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung
Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
»
Prajurit
Jaga Malam
Waktu
jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku
suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
dari berbagai sumber
@Rizki Pradanamakasih udah mampir...
BalasHapuswah,, blog kamu karyatif,,, hehe,,
salam kenal juga...
aq udah mampir blog kamu kok...
mampir ke blog fa husna.. blognya bikin betah.. postingannya menarik pula.. konten yang sehat.
BalasHapussaya udah follow blogmu ya,,
semangat berbagi inspirasi
Puisi karya sendiri-kah?
BalasHapus@Adang N M Imakasih udah berkunjung... makasih jg atas apresisasinya, kak...
BalasHapusfollow blog kakak gimana ya?
insya alloh kan selalu berbagi. karena berbagai itu indahh,,
@.syambukan, mbak syam... itu dari ketikan orang lain.. ^_^
BalasHapus